Penggunaan TerpalPlus dalam Pembuatan Ikan Asin


Penggunaan TerpalPlus dalam Pembuatan Ikan Asin
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan kulinernya. Bahkan, hampir semua daerah di Indonesia memiliki kuliner khasnya masing-masing. Salah satu daerah di Indonesia yang terkenal akan kulinernya yang khas adalah Kota Pekalongan. Makanan khas yang sangat populer dari kota ini adalah nasi megono yang disantap dengan ikan asin. Berbicara mengenai ikan asin, tahukah Anda mengapa makanan tersebut dinamakan sebagai ikan asin?
Ikan asin merupakan salah satu bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan garam. Dengan menggunakan metode pengawet ini, maka daging ikan yang biasanya akan membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan pada suhu normal untuk jangka waktu beberapa bulan. Ikan asin ini pada umumnya diproduksi oleh orang-orang yang tinggal di pesisir pantai.
Pembuatan ikan asin diawali dengan penjaringan ikan di laut terlebih dahulu. Biasanya, para nelayan akan menjaring ikan di tengah laut dengan menggunakan kapal untuk mendapatkan ikan yang akan mereka olah menjadi ikan asin. Sebenarnya, pembuatan ikan asin sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun meskipun demikian, para nelayan tersebut tidak pernah mengeluh. Sebab, sebagian besar nelayan ini dapat bertahan hidup dengan menjual ikan asin yang telah mereka olah.
Dalam pembuatan ikan asin ini hanya dibutuhkan ikan itu sendiri, garam, dan cahaya matahari langsung. Meskipun tanpa cahaya matahari sebenarnya ikan asin masih bisa diolah, namun cara tradisional ini masih banyak digunakan oleh para produsen ikan asin.
Untuk mengetahui langkah pembuatan ikan asin yang lengkap Anda bisa menyimak penjelasan berikut ini.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ikan asin:
·        Ikan air tawar/ ikan air laut 1kg.
·        Garam ½ kg (1:2) dengan ikan.
·        Air 1 sampai 2 liter.
Langkah pertama setelah mengumpulkan bahan yang diperlukan dalam pembuatan ikan asin ini adalah dengan merendam ikan tersebut dalam larutan garam pekat. Biasanya para produsen ikan asin akan merendam ikan ini selama 10 hingga 24 jam. Nah, setelah itu barulah ikan-ikan yang telah direndam ini dijemur di bawah sinar matahari. Biasanya, para nelayan akan menjemur ikan ini dengan menggunakan alas. Hal ini dilakukan agar ikan tersebut dapat dengan mudah di bereskan ketika sudah kering. Penjemuran ikan ini pada umumnya dilakukan selama 1 hingga 3 hari. Proses penjemuran ikan asin yang memerlukan banyak waktu ini akan membuat air yang ada pada ikan menguap. Ketika air tersebut menguap, maka kandungan garam akan terserap ke dalam daging ikan asin yang sedang dijemur.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa proses penjemuran ini menggunakan sebuah alas. Pada umumnya, para produsen ikan asin ini menggunakan terpal sebagai alas untuk menjemur ikan-ikan mereka. Salah satu produk terpal yang banyak digunakan adalah TerpalPlus.
Dari berbagai produk terpal yang ada di Indonesia, bisa dibilang TerpalPlus-lah yang terbaik. Sebab, terpal ini telah membuktikan kualitasnya yang tidak mudah sobek ketika tergores oleh permukaan yang kasar dan tajam seperti sirip ikan, tidak mudah sobek jika terkena sinar matahari terus menerus saat penggunaan untuk menjemur, dan keunggulan TerpalPlus yang paling utama adalah tidak mengandung bahan kimia, tidak berbau, tidak beracun, aman untuk menjemur ikan, aman untuk masyarakat yang meng konsumsi ikan tersebut.
Mengapa demikian? Sebab terpal ini dibuat dengan menggunakan teknologi laminasi silang yang membuat terpal ini sangat kuat, tidak mudah terkelupas, tidak retak, tidak keluar dari laminasi dan tentu saja tidak mudah pecah-pecah. Bahkan, teknologi laminasi silang yang diterapkan pada proses pembuatan terpal ini dipercaya lebih tahan lama lima kali lipat daripada produk terpal lainnya,
Nah, bagi Anda para produsen ikan asin yang tertarik untuk mengganti alas untuk menjemur ikan Anda dengan TerpalPlus, Anda bisa langsung mengunjungi website kami di www.organic1plus.com. Anda juga bisa membelinya secara langsung di toko-toko yang ada di sekitar lingkungan Anda.
Tidak hanya untuk menjemur ikan asin, TerpalPlus pun dapat digunakan sebagai alas menjemur hasil pertanian dan perkebunan seperti padi, kopi, lada dan lain-lain, karena keunggulan TerpalPlus tidak mengandung bahan kimia, tidak beracun sehingga aman digunakan untuk menjemur hasil pertanian, perkebunan dan perikanan. TerpalPlus juga dapat digunakan untuk menutup bak truk, sebagai alas untuk cor pada bangunan, untuk membuat tenda,untuk menutup stok barang/menutup mesin berat,  membuat Kolam ikan. Kolam ikan yang menggunakan terpal yang satu ini akan mudah dibersihkan dan tidak akan menemukan banyak kendala. Sebab, TerpalPlus sudah terjamin aman dan tidak akan menimbulkan bocor pada kolam.

Kami perkenalkan TerpalPlus Keunggulan Luarbiasa
https://www.youtube.com/watch?v=gQ6P3G_aCFk
https://terpalplus.blogspot.com/
https://www.facebook.com/TerpalPlusLuarBiasa/…
Untuk Anda yang tertarik menggunakan TerpalPlus, hubungi :
WA http://wa.me/62818993020, , Toko online kami http://www.organic1plus.com dan juga tersedia di online shop seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Lazada, Elevenia
Anda juga dapat mengisi form di link berikut untuk pre order TerpalPlus : https://goo.gl/forms/uToLxABknZqkQQbZ2
#PELUANG_USAHA
 https://www.instagram.com/terpalplus/?hl=id


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Proses Pengeringan Biji Kakao/Coklat

Image
Proses Pengeringan Biji Kakao/Coklat Biji yang diperoleh dari lapangan sudah dapat diolah di pabrik. Pengolahan biji cokelat biasanya mengikuti tahapan fermentasi (pencucian), pengeringan ,sortasi dan penyimpanan. Pengeringan Sebelum dikeringkan, biji yang telah difermentasikan mengalami proses pencucian ( washed ). Tetapi ada juga pengolahan tanpa pencucian ( unwashed ). Biji yang lebih dulu mengalami pencucian biasanya menghasilkan kulit biji yang tipis sehingga rapuh dan mudah terkelupas,sedangkan biji tanpa pencucian memiliki rendemen yang tinggi dan kulitnya tidak rapuh. Aroma biji tanpa pencucian juga lebih baik karna tidak ada bagian yang dibilas oleh air. Untuk melaksanakan proses pencucian digunakan bak-bak pencuci dengan poros yang berputar. Proses tersebut dilengkapi sikat. Pelaksanaannya sebaiknya selam 1 jam saja pada pagi hari. Proses pengeringan adalah kelanjutan dari tahap oksidatif dari fermentasi yang berperan penting dalam mengurangi kadar air biji dari se...
Read more

Cara Mengelola Stockpile dengan Baik dan Benar agar Lingkungan tidak Tercemar

Image
Cara Mengelola S tockpile dengan Baik dan Benar agar Lingkungan tidak Tercemar Dalam manajemen pengelolaan stockpile batu bara dikenal istilah “first in first out” atau FIFO dimana batu bara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan lebih awal. Di samping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen stockpile yaitu kontrol temperatur dan swabakar, kontrol terhadap kontaminasi dan kontrol aspek kualitas batu bara, serta kontrol terhadap lingkungan. Terkait dengan faktor lingkungan yang berpotensi ditimbulkan dari aktivitas di stockpile antara lain pengendalian debu (control dust), penerapan serta pengawasan penggunaan spraying dan “dust suppressant” serta ketersediaan tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan/limbah air daridrainase stockpile serta penanganan limbah batubara. ROM stockpile batubara sebagai tempat penimbunan sementara maka diperlukan sistem manajemen stockpile yang tepat. Rom stock untuk menghindari gejala swabakar dan upaya me...
Read more

Proses Pengeringan Rumput Laut Yang Harus Anda Diketahui

Image
Proses Pengeringan Rumput Laut Yang Harus Anda Diketahui Pengeringan yang baik pada saat cuaca cerah dengan intensitas cahaya matahari yang optimal, faktor ini secara langsung akan menjamin kualitas produk rumput laut kering. Sedangkan proses pengeringan pada saat cuaca mendung atau hujan akan mengakibatkan fermentasi sehingga akan menurunkan mutu rumput laut kering. Perlakuan sebelum pengeringan hendaknya dapat mengikuti permintaan pasar, hal ini karena ada beberapa pembeli yang menginginkan dengan kriteria tertentu, misalnya kering asin (kering asalan), kering tawar (dicuci dengan air tawar), dan hasil fermentasi (biasanya tampilan berwarna putih). Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam  menghasilkan kriteria tersebut, antara lain: Untuk mendapatkan kering asalan , rumput laut setelah dipanen, dikeringkan sampai dengan kadar air 38-35% (kering karet), pengeringan yang bagus dilakukan pada para-para jemur maupun digantung. Untuk mencapai kering karet jika ...
Read more